Selasa, 19 Februari 2013

Mawar Merah

| | 1 komentar

Sekuntum mawar kuncup, menyembul di antara daun dan ranting.
Mawar merah depan rumah.
Mengingatkan sebuah kisah lalu.
Tentang pria berkacamata.
Tentang kepolosan seorang bocah memandang cinta.
Tentang hujan yang menjadi saksi air matanya.
Dan tentang berhentinya sebuah harapan.

Mawar merah.
Tersemat diantara stang sepeda motormu.
Layu tertunduk tapi kau begitu suka karena dariku.

Mawar merah.
Singkat mengantar cerita, membekas lama dan memudar tanpa nyana.

Mawar merah kini telah mengering, tergolek ditanah dan tertiup angin.
leer más...

Senin, 18 Februari 2013

Rambut Pendekmu

| | 0 komentar

Kamu datang dan menangis.
Kamu datang, berlari kepadaku dan menangis.
Kamu datang lagi dan menangis.
Dengan jaket hijau tuamu dan seragam sekolah warna putih itu kamu menghampiriku.
Mimpi-mimpi itu masih jelas aku ingat walau sudah 2 tahun lamanya.
Waktu itu satu doaku, aku ingin bertemu kamu lagi yang menghilang setelah kelulusan sekolah.
Aku kangen.
Kangen tawamu, jahilmu, centilmu, gayamu wahai sahabat lama.

Akhir tahun 2012 kamu muncul di hadapan kami melalui dunia maya.
Tanpa foto.
Kamu hanya bilang rambutmu sekarang pendek tidak seperti candaan kita dulu kamu akan berambut panjang dengan sedikit curly.
Yah katamu lebih simpel dan lebih bebas.
Padahal aku pengen lihat kamu dengan rambut panjang. Pasti cantik.

Bulan berganti.
Aku bisa mendengar lagi suaramu setelah bertahun berlalu.
Masih seperti dulu.
Ceriamu, cara bicaramu, nostalgia kita.

Malam ini sebuah pesan pendek masuk diponselku. Dari mantanmu.

"Nana kena leukimia"

Nafasku tercekat. Leukimia? Leukimia itu kanker darah kan? Yang penderitanya bisa mimisan dan pusing dan lemah dan rambut rontok dan... ah rambut?
Rambut pendek. Aku mengerti. Lebih tepatnya sedikit tidak mengerti.

Apa masih bisa sembuh?
leer más...

Sabtu, 16 Februari 2013

Masihkah Ada Kisah Kita Esok Hari?

| | 1 komentar

Lihat disana. Ya jalan itu.
Memiliki dua ujung yang berbeda. Kau paham sayang?
Aku hanya bisa menggenggam tanganmu tanpa bisa mengucapkannya.
Mungkin aku memang rapuh tapi perasaan ini tidak berubah sampai detik ini.
Kamu melihatku bingung dan bertanya ada apa?
Dan sekali lagi aku hanya bisa menggenggam jemarimu, lebih erat.
Kamu mengusap kepalaku perlahan dan aku hanya bisa menunduk menahan runtuhan perasaan yang akan kusampaikan.
Tuhan.. Aku tidak bisa. Tidak.
Aku sayang bahkan sangat sayang kepadanya.
Tapi kami..ah ya kami...
Detik ini masih kami.
Kami berbeda.
Tak bisakah dua ujung jalan disana berakhir satu?
Kami naif?
Lalu bagaimana dengan perasaan kami, kami ingin bersatu dalam ikatan suci.
Kami tak muluk-muluk dengan kisah romantisme yang indah kami hanya ingin menjadi kami seutuhnya.

Dan aku lihat kamu menatapku, lama.

"Masihkah ada kisah kita esok hari sayang?".

leer más...

Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular posts

Labels

Blogroll

Label

About

Blogger templates

Blogger news

Blogger templates

Blogger news

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba